Rabu, 19 September 2012

Pengertian Disiplin


1.  DISIPLIN
Berdasar pada landasan teori yang digunakan oleh tim peneliti eksperimentasi penggunaan disiplin siswa SLTP dan SLTA, terdapat 4 macam pengertian disiplin :
1)    Pengertian disiplin secara umum, sebagaimana yang terdapat dalam kamus Webster:
"Behavior in accourdance with the rules (as of an arganization) promt and willing obedience to the orders of superiors. Systemtic, willing and purposeful attention to the performance of assigned tasks; arderly conduct".
Kutipan ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam tugas dan tanggung jawab.

2)    Pengertian Disiplin ditinjau dari segi etika. Hal ini sebagaimana dirumuskan oleh John Macquarrie :
Discipline has two related meaning. It may mean the maintenance of certain standard of conduct through the enforcement of them by appropriate penalties or it may mean the training of person so they will conduct themselves according to given standard"
Dari definisi di atas secara implisit terkandung tiga pengertian, yaitu disiplin sebagai suatu perbuatan, suatu kemauan, dan disiplin sebagai suatu rangkaian pengaturan yang dimiliki tujuan tertentu (sistem peraturan).

3)    Pengertian Disiplin dilihat dari segi psikologi. James Drever mengemukakan:
“Discipline originally synonymous with education in modern usage the root notion in control of conduct either by an external authority, or by the individual himself …at the same time training and discipline may be distinguished by restricting the letter to self initiated effort in performing a certain task, as distinct from merely going through its performance, in which case there may be some truth in the doctrine as regards discipline, in the sense of control”Ditinjau dari segi psikologis, berdasar pendapat Drever diatas, pengertian disiplin pada mulanya diartikan sama dengan pendidikan (education) dan latihan (training). Pengertian disiplin yang lebih kemudian menitikberatkan pada persoalan pengendalian perbuatan. Pengendalian tersebut dapat terjadi karena ada kekuatan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam individu  yang bersangkutan. Drever membedakan pengertian disiplin dengan latihan dalam hal adanya usaha yang dimulai dari individu yang bersangkutan untuk melakukan suatu tugas dan bukan sekedar asal berbuat. Ini berarti seseorang dikatakan berdisiplin kalau ia mampu mengendalikan tingkah lakunya, perbuatannya. Kemampuan tersebut berasal dari subyek (individu) itu sendiri secara otonom, sehingga dengan pengendalian tersebut ia mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan patokan-patokan norma-norma yang ada diluar subyek. Perlu ditegaskan di sini bahwa peraturan-peraturan yang merupakan penjabaran norma-norma merupakan kekuatan pelaksanaan yang mengarahkan tindakan, jadi bukan prinsip-prinsip yang memberi motivasi yang ternanam dalam batin.

4)    Pengertian Disiplin ditinjau dari segi sosiologi. Secara sosiologis disiplin dibedakan menjadi dua macam : disiplin dari  (self discipline) dan disiplin sosial (social discipline). Disiplin diri menurut Pratt Fairshild adalah :
The ability of individual to direct his own behavior in accordance with his own needs and with accepted standards of conduct. Trough education, the individual has learned to regulate his own behavior from within in the main, rather than having entirely controlled from within in the main, rather than having entirely controlled from whithout”
Menurut pendapat Pratt di atas, orang yang memiliki disiplin diri adalah mereka yang mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri sesuai dengan kebutuhan serta norma-norma (patokan tingkah laku) yang diterimanya. Melalui pendidikan, individu belajar mengatur perbuatannya sendiri.

Disiplin diri
Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudakan keadaan.

Sedangkan disiplin menurut pendapat saya adalah :
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercara termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar